“Aku menginginkannya,” katamu ketika melihat sebuah dream catcher berwarna ungu. “Tak ada cukup uang untuk membelinya,” jawab seseorang di sampingmu. Kau sangatlah terpukul saat orang itu menyeretmu menuju trotoar di perempatan itu. Ia memberikanmu sebuah gitar kecil atau sering kau sebut ukulele . Dengan mudahnya, ia meninggalkanmu. Berdalih dengan ada tugas lain yang dimilikinya, kau menurut. Memang hanya itu yang bisa kau lakukan demi mendapatkan rezeki di setiap harinya. Aku melihatmu dari seberang, menatapmu dengan rasa iba yang membuncah. Namun, kau mulai beranjak dari tempatmu berdiri, berjalan mendatangi mobil-mobil dan sepeda-sepeda motor yang berhenti karena lampu merah menyala. Senar-senar yang menempel di alat musikmu itu dengan perlahan kau petik. Menghasilkan nada-nada merdu yang merangkai sebuah lagu. Mungkin aku memang tak mendengarnya, tetapi mata batinku bisa merasakan alunan nada itu disertai suaramu yang lembut. Sebenarnya, kau tak mau diperlakuk...
Learn, live, and hope.