Terpaan angin membuai rambutnya halus. Tidak, rambutnya tidak terurai panjang. Hanya saja ia memilik jambul andalannya yang tak pernah absen di setiap keberadaannya. Setelan kemeja yang dikancingkan rapih dan celana jins melekat di tubuhnya. Tak seperti kebanyakan orang yang memilih untuk bersenang-senang dengan telepon genggamnya, ia lebih memilih untuk menghadap pada buku favoritnya, pelajaran. Ia bukan seorang maniak pelajaran, tetapi ia berkemauan keras untuk belajar. Setiap harinya ia duduk di barisan terakhir dan tidak mendengarkan pelajaran. Terkadang jika ia merasa pelajaran itu tak terlalu penting untuknya, ia tidak akan mengikuti kelas. Meskipun seperti itu, teman-temannya tetap menganggapnya seorang pesaing. Bagaimana tidak, ia kerap mendapatkan nilai yang sempurna. “Hai, Rifa…” panggilku seraya mengambil tempat di sebelahnya. “Hai,” ia mendongak dan tersenyum sekilas. Kami terdiam untuk waktu yang cukup lama. Ia bukan orang yang banyak bicara pada temannya, te...
Learn, live, and hope.