Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

Never Love Spring

Desah angin berhembus lembut di sekitar leherku meski telah kukenakan syal yang berkali-kali kulilitkan. Dingin tetapi tidak terlalu, bahkan terkadang aku merasakan kehangatan yang rancu silih berlalu. Pucuk-pucuk daun terlihat berkembang dengan malu-malu, terkadang mereka melambai, terkadang mereka memutuskan untuk berdiam. Aku yang tengah menyusuri trotoar berjalan perlahan, sangat perlahan. Kakiku terus memaksa bergerak sedangkan benakku berkata lain. Bukan, bukan untuk berhenti namun untuk singgah sebentar pada suatu tempat di mana aku kerap memikirkan apa arti cinta dan kasih sayang. “Kau pikir aku tak benar-benar membutuhkanmu?” tanya laki-laki itu sore itu. Aku tak merespon, justru menyesap kopiku hingga tersisa hanya ampasnya. Ia terdiam melihatku bungkam. Matanya menatap tajam, mungkin kepalanya siap meledak kalau-kalau di sekitar kami tak banyak orang. “Aku membutuhkanmu, sangat.” “Bukan sekarang waktu yang tepat,” kataku akhirnya. Setelah aku memikirkannya d...