Skip to main content

BreadCrumb oleh Jenny Annissa


It’s a long time ago terakhir kali aku menulis review novel. There’s no excuse sih sebenernya untuk berhenti menulis review novel. Hari ini, aku kembali dengan sebuah novel karangan Jenny Annissa.

Judulnya BreadCrumb. Diterbitkan pertama kali pada tahun 2018 oleh PT Elex Media Komputindo dengan tebal kurang lebih 498 halaman. I’m not really sure it was published on wattpad or not, but some of my friends told that way the writer published it.

BreadCrumb sendiri merupakan nama toko roti yang dimiliki si tokoh utama. Menurutku, judul yang diambil penulis ini juga untuk merangkum keseluruhan novel secara implisit. BreadCrumb mengisahkan kisah cinta seorang pemuda yang pada masa SMA-nya jatuh cinta pada gadis terpopuler di SMA mereka. Pemuda ini bernama Ian dan gadis terpopuler ini adalah Avissa.

Kini mereka sudah beranjak lebih dewasa. Ian tengah sibuk mengurus toko rotinya di kala undangan reuni SMA-nya datang. Ian dan Avissa dipertemukan dalam reuni tersebut. Ian, seperti dahulu, masih sangat mengidam-idamkan Avissa.    

Di sisi lain, Avissa masih mengejar cintanya, bukan Ian, melainkan Mas Alpha. Mas Alpha adalah kakak salah satu sahabat Avissa, Aura. Avissa sadar Mas Alpha tidak memandangnya seperti dia memandang Mas Alpha. Namun, dengan dorongan dari Aura, Avissa terus maju untuk mendapatkan cinta Mas Alpha.

Semuanya menjadi runyam ketika Mas Alpha memutuskan untuk menikah, bukan dengan Avissa. Hati Avissa hancur, dia memutuskan untuk mencari pelarian. Ian adalah jawaban dari pelariannya. Tak ambil pusing, Ian memilih untuk memanfaatkan momen yang tepat itu untuk semakin dekat dengan Avissa.

Ian memohon bantuan dari sahabat Avissa lainnya, Raeza. Pertolongan yang diberikan Raeza ternyata terdapat cinta di dalamnya. Ya, Raeza jatuh cinta pada Ian. Namun, Ian hanya menyediakan cinta untuk Avissa, bukan siapapun selain Avissa.

Diam-diam Ian mengirimkan kue-kue pada Avissa tanpa nama. Semua itu dilakukan Ian untuk memenangkan hati Avissa. Lambat laun, Avissa sadar bahwa selama ini ada sosok Ian yang selalu menunggunya dan ada untuknya.

I think most reader will say that the plot is cliché. But probably, you don’t get the meaning behind the plot. Menurutku, novel ini ditulis dengan cerdas, tetapi mudah dimengerti. Banyak arti-arti kehidupan yang ditanamkan di dalamnya, terutama arti keluarga dalam kehidupan.

Jenny Annissa menuliskannya dengan dua sudut pandang—Ian dan Avissa. Penulisan dengan dua sudut pandang ini will make clear what the characters’ thinking. Selain itu, Jenny Annissa merangkai kata-kata yang disampaikan seperti bahasa sehari-hari. Contohnya, seperti penggunaan sapaan ‘lo-gue’ untuk percakapan antarkarakter.

In my opinion, there’s too many characters. Hal ini bisa membuat pembaca sedikit harus berpikir. Juga, konflik yang diangkat terlalu banyak dan merupakan konflik-konflik kecil. But it doesn’t really matter.


So, cukup sekian review novel BreadCrumb karya Jenny Annissa ini. Aku bener-bener merekomendasikan novel ini untuk kamu yang sedang mencari novel-novel ringan dan dengan jalan cerita yang tidak terlalu rumit. Terlebih untuk kamu yang sedang menunggu seseorang untuk melihat keberadaanmu.

Comments