Skip to main content

Mad World


I used to learn sociology. Tak banyak yang aku pelajari. Prinsipnya, manusia adalah makhluk sosial. But, I’ve learnt a thing. Aristotle had never said that man is a social creature, inverse he said man is a political animal. Zoon politikon tidak berarti manusia adalah makhluk sosial seutuhnya, di balik kesosialannya, manusia berinteraksi untuk hal yang menguntungkan dirinya.
Tak jauh berbeda dengan kehidupanku saat ini, orang-orang di sekitarku saling berinteraksi hanya karena mereka membutuhkan sesuatu. Ada beberapa orang yang tak kukenal yang tiba-tiba memanggilku, di kala ujian semakin dekat. Ada beberapa orang yang tak kukenal yang tiba-tiba datang, di kala aku memiliki sesuatu untuk dibagi. In short, it doesn’t even matter if it is a mutual symbiosis, but people nowadays just have a willingness to fullfil their interests.
Terlebih, kotak-kotak pertemanan semakin terlihat jelas. Masih dalam suasanya yang sama. They gather to reach their own interests. Mereka seolah-olah terlihat akrab. They share their circle pictures on social media, they have a conversation like every second, and they talk about people around them as they want. But the point is all they have done just a fake relationship.
Seem like animal, they stand together, increse power to beat their mutual enemy. Setelah mengalahkannya, mereka bersaing untuk mendapatkan lebih banyak. Hukum rimba mengatakan, “Siapa yang kuat adalah dia yang bertahan.” They just save their life, never think about other that may be save their life before.
Sifat meninggalkan dan ditingalkan sangat lumrah terjadi. There is no exception, everyone that used to be their colony may be their competitor in the future. Pepatah tak ada yang abadi di dunia ini serasa benar adanya. Dunia berubah, kehidupan berubah, dan orang-orang di dalamnya pun berubah. A cruel world has risen.
Tak ada yang perlu dilakukan untuk mengubahnya. Deal with the situation is the answer. Make ourselves just like them. Karena ketika memilih untuk berbeda, the whole universe will against you. Cukup untuk segala keluhannya, aku tahu tak akan mudah untuk menjadi lebih buruk. Hanya ini yang harus kita lakukan untuk menjadi kuat, atau mungkin kau mau tenggelam dalam ambisimu dan you will be left behind. Namun, aku belum siap.

Comments