Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Dialog Hujan

Malam ini aku bertanya pada rintik hujan, “Apa yang kau rasakan setelah menghantam tanah?” Namun, tak ada jawaban, seperti dugaanku. Aku melanjutkan, “Apakah itu sakit?” Lagi-lagi tak ada jawaban. Mataku masih terpaku pada butiran demi butiran air hujan yang siap mendarat di permukaan bumi dengan kecepatan yang beragam. Ketika mereka mulai memukulkan dirinya ke tanah, sebuah jawaban dilontarkan hujan tanpa perantara kata. Ya, itu cukup menyakitkan dan melukaiku. Bayangkan saja, aku sendirian menghadapi tanah. Aku tak bersalah, namun aku yang harus mengalah melawan tanah. Aku mengorbankan diri untuk menjadi tetesan yang lebih kecil lagi, namun aku puas telah membuat sebuah kecacatan pada tanah. Aku terheran dengan sifat angkuh hujan yang seakan mengatakan bahwa dirinya yang terbaik dibandingkan tanah. Seakan diperhatikan, hujan seolah memperhatikanku, melihatku dengan iba untuk keadaanku. Tidak, tidak, jangan salah paham. Aku tak pernah berniat melukai tanah. Aku hanya melak...