Seorang lelaki tua tengah mendorong gerobaknya di salah satu jalan utama kota wisata ini. Dagangannya masih tertumpuk dengan rapih seperti belum ada pelanggan yang menyentuhnya. Tidak tampak adanya kehidupan malam yang biasanya gemerlap di sini. Ia biasanya mendapatkan puluhan pelanggan sebelum pandemi mulai menyerang dan tentunya sebelum para wakil rakyat di kantor gedongan sana membuat aturan yang mewajibkan orang-orang untuk melakukan segala aktivitasnya di rumah saja. Hatinya ketir dan takut kala-kala para penegak hukum akan menemukannya masih berkeliaran di atas jam malam yang telah ditetapkan. Namun, ia lebih khawatir jika tidak membawa barang selembar uang recehan untuk keluarganya di rumah. Peluhnya beberapa kali turun dari ujung rambutnya mengenai masker yang tengah erat ia gunakan. Dengan tenaga yang tersisa, ia terus berjalan bersama gerobaknya dan sesekali membunyikan bunyi-bunyian yang menandakan akan adanya dirinya. Entah sudah berapa jam ia berjalan, tak satu orang...
Learn, live, and hope.