Skip to main content

Friday the 13th

Bagiku, COVID-19 adalah salah satu peristiwa yang tak terprediksi yang bisa dikatakan ruin my whole plan yang telah aku susun sedari lalu. Tapi kata orang, selalu ada makna di balik peristiwa. Bahkan peristiwa yang menyebalkan sekalipun, tak terkecuali untuk pandemi yang telah merenggut banyak mimpi yang tengah digantungkan ini.

Layaknya semua orang yang terkaget-kaget dengan tak kunjung redanya penyakit ini di muka bumi, aku terus mengeluhkan kapan keadaan ini akan usai dan aku bisa kembali merangkai jalanku menuju hal yang aku idam-idamkan. Namun, ternyata hingga detik ini, semuanya belum kembali normal, yang ada hanyalah new normal yang sama sekali berbeda dengan waktu sebelumnya. Setidaknya, ternyata kata orang ada benarnya. Hari ini aku menyelesaikan skripsi yang telah aku kerjakan selama lebih dari enam bulan dan ditutup dengan sidang daring.

Memang, rasanya ada yang berbeda. Tak seperti kakak-kakak tingkatku yang harus mengalami nervous menunggu giliran di Sapta Akasa untuk memaparkan skripsinya, aku hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan penguji melalui zoom meeting yang sebelumnya telah menonton video pemaparanku di youtube. Tidak berasanya katanya, tapi bagiku ini adalah salah satu momen yang patut aku banggakan karena aku sudah sampai di titik ini.

Ada perasaan berdebar, takut, dan cemas ketika aku gagal untuk menjawab beberapa pertanyaan penguji yang terus menanyakan mengenai logika yang kugunakan. Akan tetapi, beberapa menit kemudian, semuanya lenyap, tergantikan dengan rasa haru dan bahagia ketika lulus dengan nilai A ada di depan mata.

Aku pernah mendengar, mitos Friday the 13th yang akan menjadi hari tersial selama hidup katanya. Namun, bagiku hari ini adalah hari yang bahagia, everything just went well today. I should be thank to Allah and everyone who support me till this time, thank you again.

Comments