Skip to main content

Ironi

Kata orang, seringnya realita bertentangan dengan ekspektasi. Memang iya. Aku sendiri yang menjadi salah satu korban dari kejamnya realita duniawi. Aku berpikir bahwa aku akan selalu di atas, tetapi pada kenyataannya, hanya sesekali aku di atas. Bahkan kini, aku di bawah.

Tak salah menjadi orang-orang bawah. Bukan dalam hal materi maksudku. Ini semua tentang posisi. Di suatu waktu yang entah kapan, bisa saja aku berada posisi paling tinggi, tapi sedetik kemudian, posisiku di bawah. Aku rasa ini dasar dari bawah.

Ketika jatuh, pasti sakit, pasti ingin marah, dan juga ingin meluapkan emosi kepada semua orang yang ada di sekitar. Kalau dipikir lagi, hal itu malah merugikan, marah-marah ke orang yang tidak bersalah, hanya menambah daftar dosa. So, berusahalah tegar dimanapun posisimu.

Itu rasanya, ketika kamu jadi seorang yang penting dalam suatu event, tiba-tiba ada suatu hal yang harus membuatmu menjadi orang dengan jabatan terendah. Sakit? Memang. Namun, tak ada yang bisa dilakukan, kecuali menerima embanan amanah itu. Menjadi orang berjabatan terendah yang sebelumnya sangat penting dalam event itu.

"Nggak papa kan, kalau jadi anggota?"

"Iya, nggak masalah kok..."

Ketika itu terjadi, senyumku mengembang, tetapi hatiku perih. Ya, mungkin maksudnya memang baik, demi aku juga, tetapi, ah sudahlah. Semua itu tidak berarti apa-apa sekarang.

Aneh rasanya, tiba-tiba terasingkan. Menjadi orang yang tak pernah dianggap karena jabatan yang dimiliki sangat-sangat rendah. Bersyukur masih mendapatkan amanah itu, meskipun hanya suatu formalitas semata.

Yup, formalitas itu sering dilakukan hanya demi orang-orang yang memiliki posisi di atas. Orang-orang atas yang hanya mementingkan formalitas. Apa kabar anggotaku? Pasti tak pernah sekalipun mereka berpikiran seperti itu. Apalagi kepadaku. Aku, yang notabene adalah orang-orang atas yang tiba-tiba diturunkan oleh orang-orang atas lainnya.

Lagipula, untuk apa dipikirkan oleh orang-orang serupa mereka? Tidak begitu berguna. Khususnya bagiku. Mau mereka memikirkanku atau tidak, aku tetap akan menjadi sebagian kecil dari formalitas ini.

Aku hanya tinggal menunggu segala formalitas ini berakhir. Semoga berakhir secepatnya. Jujur, aku lelah dengan semua formalitas-formalitas yang sangat tidak jelas ini.

Comments