Ketika pertama kali melihat wajahnya, satu kata yang muncul, entahlah. Ya, mata yang tidak terlalu besar atau sebut saja agak sipit dipadukan dengan hidung yang berukuran normal, bukan pesek, tetapi tidak mancung. Di samping itu bibirnya yang melengkung membuat seulas senyum. Hanya seulas senyum, tetapi meruntuhkan semua kesan horor dari dirinya.
Aku berharap senyum itu untukku, tapi nyatanya tidak sama sekali. Sudah ada yang memilikinya. Seorang gadis manis berkerudung yang sering sekali dijumpai dengan kameranya. Gadis itu seorang fotografrer? Tidak. Maksudku belum. Mungkin suatu saat nanti, dia akan menjadi salah seorang fotografer yang terhebat di Indonesia. Namun, siapa yang tahu nasib orang, mungkin nantinya dia jadi seorang artis atau seorang dokter anak. Hanya Tuhan yang tahu.
Dia mendekat. Bukan gadis itu, tetapi orang yang selama ini aku suka. Aku tak tahu kata apa yang tepat untuk dikatakan, jadi aku bilang itu rasa suka. Dia mendekat, menuju ke tempatku berdiri. Ah, pasti ada sesuatu yang penting, tak mungkin hanya sekedar basa-basi.
"Happy birthday..." ucapnya gembira.
Aku masih memproses kalimat itu di otakku. Mencoba memprosesnya supaya seluruh tubuhku mengerti apa yang barusan dikatakannya. Entah mengapa, aku merasa waktu serasa berhenti, semua yang ada disekelilingku mendadak abu-abu dan menghilang. Hanya bisa kulihat senyum indah orang di hadapanku dan perawakan tubuhnya. Tinggi, kurus, dan tegap.
"Happy birthday, Dek..." ulangnya sekali lagi.
"Makasih, Mas," jawabku singkat dan dengan terburu-buru.
Sedetik kemudian, dia berlalu. Meninggalkanku pergi menuju tempat kami bersantai. Tempat aku, dia, sebagian teman-teman, dan sebagian kakak-kakak kelasku melepas penat setelah seharian mengikuti pelajaran.
Intensitasnya berkunjung ke tempat itu semakin ke sini semakin jarang. Terkadang sebulan hanya sekali atau bahkan tak sekalipun dalam sebulan. Entah apa yang mendasarinya seperti itu, hanya saja mungkin dia memiliki urusan yang jauh lebih penting.
Setidaknya dia mengingatku, mengingat hari ulang tahunku juga. Meskipun sudah ada orang lain yang memiliki hatinya, aku masih memiliki segenggam rasa yang kupendam untuknya. Aku yakin, ini bukan sekedar rasa suka.
Comments
Post a Comment