Ah, sudahlah dia memang bukan untukmu.
Selalu saja kuingat kalimat itu setiap aku berpapasan dengannya. Setiap saat aku melihatnya bersama gadis itu. Gadis yang beruntung itu lebih tepatnya. Mereka biasa berdua, duduk di bawah salah satu pohon tua di sekolahku. Jika beruntung, mereka akan pergi berdua ke tempat-tempat yang mereka ingin kunjungi.
Mereka mungkin memiliki kesukaan yang berbeda. Mereka juga memiliki hobi yang saling bertolak belakang. Namun, itu semua membuat mereka erat. Mereka saling melengkapi. Hanya takdirlah yang akan memisahkan dua sejoli itu.
Sulit sekali menghapuskan luka lama. Apalagi yang membekas. Bekas itu masih ada dan selalu akan terbuka setiap aku menatapnya. Ya, karena menatapnya akan mengingatkanku pada memori terdahulu. Memori indah tentang kami.
Bekas luka itu selalu saja menolak untuk dibuka, tetapi apa daya, sebagian di antara mereka merasakan rindu. Rindu yang hanya akan terobati olehnya. Mungkin tidak tepat bila kukatakan ini adalah rindu. Aku yakin bukan. Ini dendam, bahkan lebih parah dari dendam.
Otak dan hati kadang tak memiliki pendapat yang sama. Jika bertemu dengannya, hatiku rindu, tetapi otakku memiliki pendapat lain, aku menaruh dendam atas memori terdahulu. Entah yang mana yang lebih besar. Setiap melihatnya ada, aku hanya diam, membeku beberapa saat. Setelah dia pergi, aku kembali menjadi orang normal.
Sungguh, ini sesuatu yang tak penting untuk diperdebatkan. Toh, selama tak ada dirinya aku baik-baik saja. Aku hanya harus menghindar darinya, dari gadis itu, dan dari kebahagiaannya. Bukan apa-apa, aku hanya takut aku tersakiti dan aku sangat takut menyakitinya. Meskipun aku rasa aku memiliki dendam untuknya, cukup aku yang tahu. Aku berharap semoga dendam ini tak pernah terbalaskan. Tak ingin aku menyakitinya.
Berbahagialah tanpaku, aku akan selalu mendoakanmu. Ingat, jaga dia di dalam pelukanmu, jangan sampai dia merasakan apa yang pernah kurasakan.
wadaw *__* memang sih.. orang yg berani jatuh cinta juga harus berani patah hati.. udah sepaket sih.. tiada cinta tanpa patah hati(?)
ReplyDeletesetuju banget da :3
Delete