Langit di luar sana tampak berbeda dibandingkan hari-hari pada musim kemarau biasanya, tertutup awan-awan tebal nan kelabu. Meski begitu, tidak ada yang berubah di tempat ini. Belajar, berbincang, bermain, makan dan minum, membaca novel, bahkan tidur pernah terangkum di dalam kelas ini. Guru yang datang terkadang tercengang melihat perilaku siswa-siswanya yang saling bertolak belakang satu dengan yang lainnya. Aku, salah seorang di antara 32 siswa di kelas itu, adalah seorang yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, terlalu banyak kenangan yang dilekatkan pada ingatanku. Sudah pasti aku tak bisa mengingat semuanya, tapi terkadang ingatan-ingatan itu berkelebat di kepalaku. “Tolong kerjain ini dong, ini nanti keluar waktu ulangan.” “Oke, beres deh nanti aku kerjain.” “Heh, ada berita buruk! Kita itu dilaporin ke guru lho, yang ngelaporin temen kita sendiri.” “Sumpah? Kalau kayak gitu namanya bukan temen.” “Alasan dia ngelapor itu soalnya dia nggak kita ajak serveran.” “ASU!” Deretan sumpah...
Learn, live, and hope.