Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2022

I know it won't last forever

Hamparan kebun teh nan luas menyiratkan kesejukannya hingga memenuhi rongga paru-paru Zahira. Pelariannya kali ini cukup menyenangkan, meninggalkan semua tanggung jawabnya, dan hanya untuk bersenang-senang di pinggir kota. Tentunya, ada seseorang yang menjadi pelopor perjalanan ini, Lukas, sesosok laki-laki yang sedang sangat dekat dengan Zahira. Selagi Zahira mengambil potret lukisan hijau alami itu, diam-diam Lukas mengamatinya dari kejauhan. Ia melambaikan tangannya dan meminta Zahira untuk memasukkannya ke dalam potret yang tengah diambil. Lantas, Zahira menggeser bidikannya agar mengenai Lukas yang kini tengah membuat tanda peace dengan jari-jari tangannya seraya mengangkat kedua sudut bibirnya. “Lucu banget deh ini fotonya,” ujar Zahira sambil menunjukkan salah satu polaroid yang baru saja diambil. Foto itu memperlihatkan hamparan luas kebun teh dan Lukas yang terlihat sangat kecil. Lukas menggerutu, “Akunya nggak keliatan gitu.” Zahira terkekeh mendengarnya, lalu ia menjawab, “...

A radiant twilight that reminds me of you

Langit sore, dia seakan ikut tersenyum padaku. Memberiku sebersit kerinduan pada seseorang yang telah lama tak kutemui. Cyra, nama gadis bermata hazel itu, seseorang yang pernah menjadi sahabatku selama tiga minggu pada musim panas tahun lalu. Aku tengah mengangkat satu buah kelapa menuju tempat ibuku berjualan ketika sebuah sekoci mendekati bibir pantai. Sekoci putih itu membawa enam orang penumpang dan salah satunya adalah seorang gadis yang seumuran denganku. “Ma, bolehkan aku mendapatkan kelapa?” tanyanya seketika ia memijakkan kakinya di pulau kami. Dari sekian banyak penjual kelapa, Tuhan sudah menakdirkan kami untuk bertemu. Ia dan keluarganya memilih kelapa yang dijual ibuku dari banyaknya penjual lainnya yang sudah berjajar. Aku membawa sebuah kelapa yang sudah dibuka, mengekor di belakang ibuku yang membawa tiga buah kelapa lainnya di nampannya. Gadis dengan rambut yang diterpa angin pantai itu menyambut kelapa yang kubawa seraya berterima kasih. “Aku Cyra, apakah kita bisa b...

A playlist we used to listen

“Can I be close to you? Ooh… Ooh…” Adrin menyanyikan penutup lagu itu secara berulang-ulang seraya mengendalikan mobilnya untuk terus berjalan di lajur yang tepat. Di sampingnya, seorang gadis berambut sebahu tengah memandangi ponselnya. Mengambil beberapa potret dirinya untuk arsipnya sendiri. Sesekali ia bergumam mengikuti alunan lagu yang tengah memenuhi seisi kendaraan itu. “Pakai kerudung, Rei, bentar lagi kita turun, loh,” pinta Adrin yang sesekali mencuri pandang ke arah Reia, gadis yang duduk di kursi penumpangnya. “Iya, iya,” dengan sedikit mengerucutkan bibirnya, Reia meraih kain pasminanya. Ia segera menutupkannya pada rambutnya dengan bantuan sebuah jarum kecil. Lantunan sebuah lagu tema sebuah film kesukaan Reia terputar di sela-sela ia membenarkan posisi kerudungnya. Gadis itu menarik kedua sudut bibirnya ketika sang penyanyi menyanyikan nada tingginya. Masih berkutat dengan model kerudungnya, Reia berujar, “Jadi pengen nonton A Star is Born lagi deh, Drin.” “Dulu nontonn...