Hamparan kebun teh nan luas menyiratkan kesejukannya hingga memenuhi rongga paru-paru Zahira. Pelariannya kali ini cukup menyenangkan, meninggalkan semua tanggung jawabnya, dan hanya untuk bersenang-senang di pinggir kota. Tentunya, ada seseorang yang menjadi pelopor perjalanan ini, Lukas, sesosok laki-laki yang sedang sangat dekat dengan Zahira. Selagi Zahira mengambil potret lukisan hijau alami itu, diam-diam Lukas mengamatinya dari kejauhan. Ia melambaikan tangannya dan meminta Zahira untuk memasukkannya ke dalam potret yang tengah diambil. Lantas, Zahira menggeser bidikannya agar mengenai Lukas yang kini tengah membuat tanda peace dengan jari-jari tangannya seraya mengangkat kedua sudut bibirnya. “Lucu banget deh ini fotonya,” ujar Zahira sambil menunjukkan salah satu polaroid yang baru saja diambil. Foto itu memperlihatkan hamparan luas kebun teh dan Lukas yang terlihat sangat kecil. Lukas menggerutu, “Akunya nggak keliatan gitu.” Zahira terkekeh mendengarnya, lalu ia menjawab, “...
Learn, live, and hope.