Skip to main content

My Fault

Semuanya akan baik-baik saja.

Kapan?

Suatu hari nanti.

Selalu saja begitu, tidak pernah ada jawaban yang pasti kapan hari yang dinantikan itu tiba. Aku sudah cukup sabar menunggunya, tetapi apa? Hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa hari itu akan menghampiriku.

Hampir sebulan sudah penantianku, semuanya masih sama—berantakan. Nasihat demi nasihat yang diberikan beberapa temanku telah kucoba kuaplikasikan pada kesalahan yang sudah terlanjur terjadi ini. Awalnya ini adalah sebuah rencana yang menyangkut perasaanku, bukan sesuatu yang kulakukan untuk menghancurkan perasaanku.

Siapa sih yang mau menghancurkan dirinya sendiri? Hanya orang-orang bodoh yang melakukannya. Namun ternyata, aku cukup bodoh dalam menjalankan rencana itu. Rencana itu terlaksana sebagian, tetapi dampaknya berupa kehancuran yang begitu dalam di lubuk hatiku.

Baiklah, aku akan menceritakan singkatnya.

Aku memiliki perasaan khusus kepada seseorang. Aku hanya ingin menyampaikannya. Cukup sampai di situ. Kemudian, aku hanya mau semuanya kembali normal—bersama atau bahkan tidak bersama orang itu.

Aku telah berhasil menyampaikannya, tapi aku belum bisa mengembalikan semuanya menjadi normal kembali. Hubunganku dengannya sangatlah canggung, hatiku pecah menjadi kepingan-kepingan kecil yang sedang berusaha kusatukan, dan semuanya berantakan.

Cukup.

Belum ada cahaya yang menunjukkan akan kedatangan hari dimana semuanya akan kembali normal. Mungkin aku harus menunggu lebih lama, bahkan hingga aku kehilangannya sekalipun. Meski aku sedikit percaya hari itu akan tiba nantinya, aku pesimis jika semuanya akan kembali baik-baik saja.


Comments

Post a Comment