Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Pengalaman Berharga

  Kuliah Kerja Nyata. Bagiku itu hanyalah sebuah mata kuliah wajib yang harus aku tempuh sebagai syarat kelulusan. Karena itu, aku tak ambil pusing mengenai pengabdian ini. Di saat teman-temanku mencoba masuk ke berbagai macam tim dengan berbagai wawancara, aku sudah yakin untuk memilih melalui sistem saja di akhir atau kami menyebutnya dengan plotingan . Memaksa diri menjadi pasif di pertemuan awal memang terasa sulit bagiku, namun semua ini aku lakukan agar beban kerjaku tidak bertambah. Intinya aku berharap untuk melakukan pekerjaan seminimal mungkin pada pengabdian ini, no excuse . Nyatanya dengan strategi menjadi pasif ini aku berhasil menjadi anggota tanpa embel-embel lainnya yang tentunya akan memberikankanku lebih banyak waktu luang selama kurang lebih 50 hari ke depan. Sudah terbayang di benakku, selama pelaksanaan KKN ini aku bisa mengerjakan setiap program kerja dari rumah berbekal laptop dan internet. Tapi, realita tidak selalu seindah ekspektasi bukan, dan itulah yang ...

Let me tell a story about my crush.

Masih jelas bagaimana pertama kali aku bertemu dengannya. Siang itu di bawah teriknya matahari, aku berada persis di depannya, bahkan sesekali ia bertanya mengenai apa yang tengah dibicarakan co-fasilitatorku di depan sana. Wajar, karena kami duduk di barisan belakang dan kurang bisa mendengar apa yang kedua co-fasilitatorku sampaikan untuk keperluan orientasi mahasiswa beberapa hari lagi. Pada saat hari pertama orientasi mahasiswa dilaksanakan, kami duduk bersebelahan. Lagi-lagi bukan karena kesengajaan, tetapi kami termasuk golongan mahasiswa yang sering terlambat hadir di kelas sehingga hanya kursi di depan yang masih belum ditempati. Ia tak mengajakku berbincang selama kelas, kami lebih banyak memperhatikan dan berbicara kepada satu sama lain seperlunya. Namun hari itu, aku banyak mengenal tentangnya, termasuk di fakultas mana ia akan belajar nantinya. Aku mendefinisikannya sebagai crush, seseorang yang tak mungkin kamu akan bersamanya, tapi kamu jatuh hati padanya. Aku tak men...

Malaikat datang bersama hujan.

Dari atap gedung ini aku bisa menyaksikan semesta tengah menyampaikan pesannya. Angin bertiup kencang hingga reklame-reklame di bawah sana hampir saja roboh. Pohon-pohon yang berada di tepian jalan terhuyung mengikuti laju angin. Satu per satu guguran daun yang tak bisa bertahan di dahan meninggalkan empunya dan bergumul dengan angin. Pun dengan aku yang beberapa kali lepas kendali dan turut terhempas. Namun, aku berusaha bertahan. Mungkin orang-orang akan menganggapku gila karena masih berada di luar ruangan di tengah cuaca yang seperti ini. Cuaca yang menandakan bahwa badai akan segera melanda. Tapi, aku di sini untuk bertemu dengan seseorang yang telah kutunggu sejak tahun lalu. Hari ini, sepertinya ia akan datang. Dentuman air hujan dengan sigap menghujam setiap permukaan di bawahnya, tak terkecuali dengan diriku yang masih bertahan di atas atap gedung ini. Tetes demi tetesnya lama-kelamaan cukup untuk membuat basah. Hingga pada akhirnya semuanya telah tertutupi oleh air hujan yang...

Sepekan Arsitektur 2020

Venue : Jogja National Museum Date : 28 Februari - 7 Maret 2020 Oke first of all , Sepekan Arsitektur adalah event tahunan yang diadakan oleh Prodi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rangkaian event ini meliputi workshop , lomba-lomba, seminar, pameran, dan stage of architecture . Seperti namanya, event ini bakal berjalan selama sepekan. Nah, awalnya aku tau Sepekan Arsitektur ini karena niatnya nonton Ardhito Pramono. Dia jadi salah satu guest star untuk salah satu rangkain acara Sepekan Arsitektur yaitu stage of architecture . Menurutku stage of architecture ini adalah penutupan atau malam puncak dari Sepekan Arsitektur. Tapi ternyata waktu kami datang ke event ini, kami disuguhkan pemandangan pameran yang apik dan cocok banget untuk mengabadikan momen. Di lantai 1, pameran didominasi oleh hasil karya dari mahasiswa arsitektur dengan berbagai lukisan bangunan yang dibuat dengan tangan. Lukisan-lukisan ini digantung berjajar jadi menambah keestetikaan loron...

Spread Positivity

Selembar kertas folio lusuh bersandar pada dinginnya meja kaca di hadapanku. Sedari tadi aku mengisinya dengan guratan tinta dari beberapa alat tulis yang berbeda. Kali ini tugas meringkas tengah digalakan oleh dosenku pada hampir setiap mata kuliah yang kuambil. Sambil menyalin apa yang telah kuberikan  highlight  dari buku pengantar, lamat-lamat kertas folio itu terisi hingga barisnya yang terakhir. Belum sempat aku mengumpulkannya, satu pesan masuk. Dari seorang teman yang juga tengah mengambil mata kuliah yang sama denganku. Dengan singkat ia berkata, “Boleh aku liat pekerjaanmu?” Aku mengangguk meskipun aku tahu ia tidak akan bisa melihat anggukan itu. Kemudian, aku mengirimkan foto dari folio lusuh tersebut, tentunya setelah aku mengumpulkannya via daring. Tak sampai beberapa menit, ia membaca pesan tersebut. Dan tak sampai lima detik, satu pesan lagi masuk, “Terima kasih banyak.” Membacanya membuatku tersenyum. Entah mengapa, tapi aku merasa sesuatu ten...

Sesuatu di Jogja

Mengawali kembali bulan Februari, namun di tahun yang baru terasa berbeda bagi Fey jika dibandingkan dengan Februari di tahun-tahun sebelumnya. Meskipun masih ada deadline yang mengejarnya seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini Fey tidak menganggapnya beban yang berat. Fey masih terpaku pada layar di hadapannya. Jemarinya dengan gemulai menekan alfabet membentuk rangkaian kata yang bersatu dalam kalimat. Kalimat demi kalimat yang diketiknya sedikit demi sedikit menceritakan sebuah berita yang kini tengah dibicarakan banyak orang. Hanya perlu tak sampai satu jam, Fey sudah menyelesaikan rubriknya. Sebuah e-mail yang dilampirkan berita di dalamnya kemudian di submit nya kepada sang pimpinan redaksi. Tak menunggu lama, sebuah e-mail dengan satu kata di dalamnya telah diterima. Accepted . Fey menghela napas panjang yang diiringi dengan bunyi klik ketika laptopnya ditutup. Ia beranjak dari tempatnya duduk dan menegak segelas air. Gumaman lagu favoritnya meluncur begitu saja da...

Shadow

Di salah satu persimpangan jalan di kota ini, aku terbiasa menunggu. Semakin hari apa yang kutunggu bayangannya semakin pudar. Otakku sudah perlahan menghapus bagaimana sosoknya dilukiskan. Meski begitu, aku tetap akan datang, setiap pukul 8 pagi di mana semua orang tengah bergegas untuk menuju tempatnya bekerjanya masing-masing. Aku akan mengamati setiap orang hingga 30 menit berlalu. Hari ini, seperti biasanya, ia tak datang, tak menampakkan batang hidungnya sama sekali. “Bian, pukul 8 pagi di persimpangan ujung jalan sana,” katanya petang itu lepas kami menghabiskan 2 gelas kopi seduh di warung pinggir jalan. “Ada apa?” tanyaku tak paham dengan perkataannya. Namun, pertanyaan itu hanya digantungkan begitu saja. Ia beranjak dari tempatnya duduk yang tepat di seberangku. Kemudian, jemarinya lamat-lamat mengusap rambutku. Tak sampai puluhan detik, ia bergegas keluar dengan langkahnya yang cukup lebar. Keesokan harinya, aku bergegas ke persimpangan jalan. Arlojiku masih menun...