Gunung Kidul, 2011
Kedua kakiku tersapu dinginnya air laut hingga sebatas mata kaki. Aku mundur beberapa langkah hingga tak ada air yang menyentuh kedua kakiku. Dari kejauhan dapat kulihat hamparan laut berwarna biru tua bersandingan dengan langit tanpa awan. Gelombang-gelombang kecil yang menawan juga ikut menghiasi lukisan Tuhan yang nan indah ini.
Aku terpaku ketika seorang anak kecil berjalan melewatiku. Terselempang sebuah tas kecil di tubuh mungilnya. Bajunya juga kumal, penuh noda di setiap sudut. Aku berani bertaruh, keringat pasti sedang menyelimuti tubuhnya.
Tiba-tiba ia berhenti, beberapa meter di depanku. Air laut sudah berhasil membasahi kaki-kakinya. Tanpa kusangka, ia mengeluarkan sebuah botol air mineral yang berisikan sesuatu, tetapi bukan air. Aku mendekat untuk melihat kelakuan anak kecil itu. Ternyata itu sebuah surat dalam botol.
Sesaat kemudian, ia pergi, meninggalkan surat dalam botol itu yang kini terombang-ambing. Perjalanan sang surat baru saja dimulai. Meskipun aku tak tahu apa isi surat itu, pasti ada sebuah harapan di dalamnya.
Semoga kau sampai ke tempat tujuanmu wahai surat dalam botol...
Comments
Post a Comment