Di luar, angin berhembus menggoyahkan ranting-ranting pohon. Awan kelabu pun membawa kepiluan menyelimuti langit. Di salah satu sudut ruangan, aku memandangi tetesan air hujan yang semakin lama volumenya semakin besar, lalu terhanyut dalam lamunan. Terbersit dengan jelas bagaimana malam itu hujan deras, wacana untuk api unggun beralih menjadi sebuah forum panas di mana aku menjadi salah satu tokoh antagonisnya. Masih teringat kata-kata apa yang kulemparkan kepada satu-satunya orang yang diserang dalam forum itu. Entah setan apa yang menghasutku, layaknya kayu yang tersulut api, aku meluapkan segala yang kurasakan. Begitu pula beberapa teman-temanku. Mulai detik itu aku memutuskan ingin mengakhiri kepengurusanku dalam organisasi itu, bahkan keputusanku sudah bulat. Lepas beberapa bulan setelahnya, di malam perpisahan, aku sadar bahwa organisasi itu masih membutuhkanku, dan secara sadar atau tidak aku pun juga membutuhkan organisasi itu. Sekadar tempat untuk pulang katanya, namun...
Learn, live, and hope.