Medan terjal dalam sebuah ekspedisi memang tak dapat diprediksi kapan datangnya. Apalagi jika tempat itu begitu asing dan itu pertama kalinya kau memijakkan kaki di sana. Kerinduan akan rumah akan benar-benar menyelusup dalam benak seketika. Bahkan jika diminta untuk memilih, secara individu, kau tak enggan untuk mundur. Namun, karena kau bersama teman-teman seperjuanganmu, kau tak akan pernah letih. Mereka bersedia membantumu dan terkadang akan meminta pertolonganmu, dengan kata lain, kau masih dibutuhkan. “Apa kita perlu berhenti sejenak?” tanyaku pada rombongan. Mereka hanya menyambut dengan anggukan lemah. Aku bisa melihat mereka sangatlah butuh istirahat, meski hanya beberapa detik saja. “Kapan ini akan berakhir?” Seorang dari mereka bertanya dengan cukup polos. Seketika semua mata terarah kepadaku. Aku yang akan membimbing mereka menyelesaikan ekspedisi ini. Meski hanya berbekal niat dan tekad, aku sudah menyanggupinya. Jangan kau sangka aku yang terbaik dibandingkan mereka, a...
Learn, live, and hope.