Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Royal Wedding by Meg Cabot

Meg Cabot. Princess Diaries. Princess Mia. I’m sure almost everyone who likes romance young adult novel knows about them . Mungkin, kalau yang nggak familiar sama novelnya,  how about the movie?  Salah satu film terbaik yang pernah aku tonton di samping film-film yang diangkat dari novel lainnya. Awalnya aku juga cuma tau dari filmnya dan kemudian mencoba-coba untuk membaca karya-karya Meg Cabot. Layaknya buku  diary , rasanya aku langsung bisa jatuh cinta dengan cara penulisan Meg Cabot yang menggambarkan karakternya melalui tulisan  diary -nya. Salah satu  part  dari  Princess Diaries  aku temukan di sebuah toko buku di bilangan kota Malang.  Royal Wedding ,  that’s the title .  First impression  dari novel ini adalah  cover -nya menarik, warnanya  pink  tua dengan gambar  crown and sunglasses ,  it’s Indonesian version .  I thought it would be very interesting . So, I try to give revi...

Perfect Match by Park Mi Youn

Demam Korea—Korea Selatan—atau yang sering disebut  K-wave  memang sudah melanda Indonesia mulai beberapa tahun silam.  All about Korean, the songs, the idols, the dramas, and also the novels . Entah bagian apa yang dirasuki,  I should admit that I like it. Sometimes, I watch the dramas and listen some soundtracks. Though I don’t know the meaning of what they say, I just enjoy it . Kali ini aku mau keluar dari zona nyamanku. Dulunya aku bener-bener nggak  open mind  sama novel-novel Korea atau  fanfiction  dengan tokoh orang Korea. Kenapa? Karena aku ngerasa bingung banget bedain antara nama tokoh yang satu dengan yang lain, aku yakin bakal kebalik-balik karena namanya nggak cuma satu kata. But I tried to read one .  Park Mi Youn’s is the first Korean novel I’ve ever read . Ini  review  novel Korea pertama, harap maklum.  So, this is Review Perfect Match by Park Mi Youn . Judul buku: Perfect Match  Penulis: Par...

BMTH's That's the Spirit

Hi People, Rock , salah satu  genre  musik yang banyak disukai orang.  I’m not sure why many people like it so much , tapi setelah aku terjun bebas ke dunia itu,  I know what they feel about it . Terkadang orang-orang risih dengan bahasa alunan musiknya yang keras dan kasar,  but honestly you have to listen it before you judge . Nadanya yang keras menurutku melambangkan  feel  dari lagu itu sendiri, kalau belum bisa dapetin  feel  itu, coba baca liriknya.  Sometimes, the lyric is full of truth . Jadi ceritanya aku mau nulis tentang beberapa lagu di albumnya BMTH yang terbaru— it’s already out in 2015 — That’s the Spirit ,  I’m sure after you listen it carefully, you’ll love it so much .  FYI , ini bukan  genre deathcore  atau  screamo ,  I just don’t know how to like that genres .  Check this out! 1. Avalanche Sesuai dengan judulnya,  avalanche  atau  Indonesian says it  ...

The Guy Next Class

Terpaan angin membuai rambutnya halus. Tidak, rambutnya tidak terurai panjang. Hanya saja ia memilik  jambul  andalannya yang tak pernah absen di setiap keberadaannya. Setelan kemeja yang dikancingkan rapih dan celana jins melekat di tubuhnya. Tak seperti kebanyakan orang yang memilih untuk bersenang-senang dengan telepon genggamnya, ia lebih memilih untuk menghadap pada buku favoritnya, pelajaran. Ia bukan seorang maniak pelajaran, tetapi ia berkemauan keras untuk belajar. Setiap harinya ia duduk di barisan terakhir dan tidak mendengarkan pelajaran. Terkadang jika ia merasa pelajaran itu tak terlalu penting untuknya, ia tidak akan mengikuti kelas. Meskipun seperti itu, teman-temannya tetap menganggapnya seorang pesaing. Bagaimana tidak, ia kerap mendapatkan nilai yang sempurna. “Hai, Rifa…” panggilku seraya mengambil tempat di sebelahnya. “Hai,” ia mendongak dan tersenyum sekilas. Kami terdiam untuk waktu yang cukup lama. Ia bukan orang yang banyak bicara pada temannya, te...

Unexpected Guy

The atmosphere around was strange. It was cloudy and the cold wind through my coat. I felt like the wind intimidated my bones. It was exactly different. I had never been in the middle of Autumn before, so it was my first Autumn, I didn’t know how to dress up perfectly. I didn’t care, some people looked at me weirdly. I tied my coat belt and used my gloves. It was better, but that stuff didn’t help enough. I decided to find the nearest tea shop to find a little warmth from a cup of tea. Then, I found one. It wasn’t a big shop but it seemed a warm and cozy place. I pushed the door and one of the waiters came. “Welcome, how should I help you?” He greeted me politely. “I need a cup of lavender tea, please!” I replied with a fake smile. “Okay, please take a wait for a minute. Please take a seat.” I walked in and chose one of the tables in the corner. The shop bell was ringing when I saw a guy coming in to the shop. He hadn’t got the California’s man's face and not tall enough as Cal...

The Alpha Girl's Guide by Henry Manampiring

Emancipation of Woman . Dipelopori oleh RA Kartini pada masa imperialisme dan kolonialisme, mulailah kesetaraan antara la ki-laki dan perempuan  exist  di Indonesia. Kaum perempuan boleh mengenyam pendidikan layaknya kaum laki-laki, kaum perempuan boleh menjadi pemimpin layaknya kaum laki-laki, dan hal-hal lainnya yang dulunya dianggap tabu bagi kaum perempuan. Kini, peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari amatlah penting. Penting bagi kita, para remaja perempuan, untuk mengeksplor diri dan membuat diri kita lebih baik lagi. Kita perlu menjadi  cewek  yang  smart , independen, dan anti-galau. Melalui  The Alpha Girl’s Guide  karya Henry Manampiring ini kita akan diberikan kiat-kiat menjadi  Alpha Female as known as  perempuan luar biasa. Semua perempuan pasti menginginkan menjadi perempuan yang luar biasa di bidangnya masing-masing. Kalian perempuan yang hanya ingin hidup dengan bergantung terus menerus pada kaum laki-laki dan merasa ...

It is What We Call Fate

“Ethan,” I tried to talk calmly, “can we talk?” “I have to do my new project first, I’ll see you in ten minutes.” “Okay, I’ll wait at cafeteria, see you.” I hang up the line and opened my locker. I reached a picture of a guy I have known well. He looked at the camera with his sorrowful gaze, he had cried for 2 days without a long break. It made everyone who saw this picture felt sympathy. He had never cried after that time because of his promise to his mom.  We lived close to each other as known as he was my neighbor and the day he lost his mom was my 17 th  birthday. He came to my birthday party at my garden and we spent time full of happiness. We danced, sang, made some noises, and fired some fireworks. We didn’t know what would happen after my party, we just enjoyed the night. The party was ended almost at 4 a.m. and I was too tired to check my phone. When I got up I was realizing that there were more than ten missed calls. It was him. I went out of my house, r...

I Found a Joy with You

Lost in a building that I’ve never visited before, it was such a nightmare. There wasn’t a sign to the exit door and it was quiet, no people around. I couldn’t phone anyone even the 911 for a help because of the poor signal here.  Why do I follow the message? Going to this building to find someone, I’m insane. I had shocked suddenly after a sound of my favorite melody was heard. It was Beethoven’s, people had known as  Ode of Joy . I realized that it wasn’t from speaker around the building, it was really real. I bet there was someone play a piano nearby. I walked through the hallway and the sound became louder. I found a door with a sticker ‘Practice makes perfect’ was right next to it. Maybe someone was in and there will be a help for me to escape the strange place. I opened the door and then the melody of the  Ode of Joy  was stopped. My heart was jumping when I saw a guy behind the grand piano. The guy wore a white shirt and knee-long jeans. He seemed a good pe...

Memories of the Class

Langit di luar sana tampak berbeda dibandingkan hari-hari pada musim kemarau biasanya, tertutup awan-awan tebal nan kelabu. Meski begitu, tidak ada yang berubah di tempat ini. Belajar, berbincang, bermain, makan dan minum, membaca novel, bahkan tidur pernah terangkum di dalam kelas ini. Guru yang datang terkadang tercengang melihat perilaku siswa-siswanya yang saling bertolak belakang satu dengan yang lainnya. Aku, salah seorang di antara 32 siswa di kelas itu, adalah seorang yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, terlalu banyak kenangan yang dilekatkan pada ingatanku. Sudah pasti aku tak bisa mengingat semuanya, tapi terkadang ingatan-ingatan itu berkelebat di kepalaku. “Tolong kerjain ini dong, ini nanti keluar waktu ulangan.” “Oke, beres deh nanti aku kerjain.” “Heh, ada berita buruk! Kita itu dilaporin ke guru lho, yang ngelaporin temen kita sendiri.” “Sumpah? Kalau kayak gitu namanya bukan temen.” “Alasan dia ngelapor itu soalnya dia nggak kita ajak serveran.” “ASU!” Deretan sumpah...

Once Again

Satu lagi malaikat pelindungnya pergi. Kali ini hanya sementara, namun baginya satu bulan bukanlah waktu yang sebentar. Di bawah langit malam bertabur bintang, ia menyendiri, menyandarkan dingin tubuhnya pada baju hangat pemberian sang malaikat pelindung yang baru saja pergi. Sebelumnya, sudah seorang sahabat yang meninggalkannya. Kini, sang  kakak . Mereka tak berhubungan darah secara langsung, tetapi baginya lelaki itu ialah kakak yang melindungi raga dan rasanya. Ia tidak mengalami sedih yang seperti itu, meraung-raung tak jelas tanpa maksud, ia hanya merasa hampa. Dua orang laki-laki yang lebih tua darinya itu sedang tak berada di sisinya. Mereka sedang menjalani hidup sendiri, masing-masing. *** “Ndes, gue dah beli tiket nih, besok jam 3 gue jemput ya.” “Nggak ah, takut.” “Pokoknya harus jadi, tiketnya udah di beli!” “Ih, dibilang gue nggak suka film horor, makanya kalau mau beli tiket bilang-bilang.” “Itung-itung nonton terakhir nih, sebelum gue balik.” Hatinya jelas mencel...

Sebuah Memori Sendu

Perang Dunia II telah usai beberapa tahun yang lalu. Situasi di muka bumi berangsur-angsur kondusif. Negara-negara yang terlibat perang telah membangun kembali tanah airnya dengan segenap tenaga dan bala bantuan. Untung saja, kerajaan kecil ini—tempatku dibuang—tidak terlibat peperangan terbesar sepanjang sejarah. Sejumlah negara dan kerajaan lain di sekeliling ikut membantu melindungi dan mempertahankan keberadaan Kerajaan Liechtenstein yang luasnya kurang lebih 160 kilometer persegi ini. Aku dibuang—tepatnya diasingkan—ketika usiaku beranjak 14 tahun. Pada waktu itu, kedua orang tuaku pergi untuk selama-lamanya menghadap Sang Pencipta. Mereka adalah pahlawan, jiwa dan raga dikorbankan demi terbebasnya tanah airku dari imperialisme dan kolonialisme yang sempat melanda. Namun, akibat dari tembakan Jepang di kapal-kapal pertahanan negara kami, Ayah, Ibu, dan awak kapal lain kritis hingga sang pencabut nyawa datang untuk menjemput mereka. Karena tempat tinggal kami dikepung ol...