Skip to main content

Posts

Showing posts from 2022

They care about what other people say

  Udara pagi yang segar menyapa seluruh indera, perlahan memasuki rongga paru-paru Sadam yang semakin membuatnya bersemangat di pagi hari. Bagi Sadam, bangun di pagi hari kemudian berolah raga adalah sebuah kewajiban yang tak akan pernah mau ia hilangkan. Biasanya ia akan berlari keliling kompleks. Setidaknya ia mengeluarkan keringat untuk menambah staminanya sebelum berkuliah. Biasanya kelas dimulai setelah pukul sembilan  pagi sehingga ia masih sempat untuk mengerjakan beberapa tugas yang harus dikumpulkan. Sadam akan bersiap-siap dengan cepat, namun ia tetap memastikan bahwa penampilannya rapih dan tidak acak-acakan. Kemudian ia akan bergegas memacu sepeda motornya menuju kampus. Ia selalu berangkat mendekati jam masuk kelas dan tak lupa untuk memaksimalkan beberapa menit toleransi keterlambatan. Seperti hari-hari biasanya, Sadam melontarkan opini-opininya untuk menambah poin partisipasi di kelas. Ia memang mahasiswa yang cukup aktif dan mendapatkan predikat yang cukup ting...

Probably, you just need someone to talk to

Seorang perempuan muda dengan rambutnya yang ikal dan sedikit kemerahan di ujung-ujungnya tengah menuntun anak-anak kecil menuju rumah belajar, tempat di mana ia akan mengajari anak-anak itu untuk membuka mata akan luasnya dunia. Namanya Apsara, keturunan asli dari kota yang terkenal dengan sup udang berbumbunya itu. Ini adalah tahun keduanya untuk melakukan kegiatan sukarela di pinggiran kota. Ia tergerak karena hampir sepuluh persen penduduk kotanya berada di bawah garis kemiskinan, keinginannya itu hadir begitu saja, tanpa embel-embel untuk mencari popularitas di sosial media semata seperti kebanyakan influencer  lainnya di luar sana. “So, setiap weekend ini yang kamu lakukan?” seorang lelaki muda di sebelahnya bertanya bak pewawancara dari suatu kanal Youtube , tapi tentunya ia bukan salah satu dari mereka. Apsara menanggapi pertanyaan itu dengan anggukan kecil dan senyum yang terbentuk dari kedua sudut bibirnya. Sebelum si laki-laki menambahkan pertanyaannya, Apsara memintanya...

Love on the Brain by Ali Hazelwood

I was preparing for my IELTS test when I read Marie Curie’s biography in one of the passages in the reading section. I would never imagine this  Marie Curie  has a ton of fanatic fans as I wasn’t in the science field. Everyone, please meet one of Marie Curie’s followers, Dr. Bee Königswasser, the main character of Ali Hazelwood’s Love on the Brain. It was released on August 23, 2022; with 368 pages; and still about romantic-comedy novels with women in STEM and academia as Ali Hazelwood said on her official website. Not sure its rank on any platforms, but it was on Amazon’s Editors’ pick. To be really honest, it’s the first Ali masterpiece that I’ve read, after reading this novel I’m sure I’ll read the others, of course. The idea of women in STEM fighting against misogynists in their careers, I’ve never imagined before. I already know that not many women are in any science and tech projects, but not sure that kind of discrimination exists. It happened to Bee who working under h...

Book Lovers by Emily Henry

When Emily introduced Charlie Lastra for the first time, I knew I'll fall in love with him, sorry Nora but I already fell for him before you did. But, this review will be about these two feelings toward each other. So, Nora, this one is for you, I won't take Charlie from you. Book Lovers, written by Emily Henry, became one of Amazon's best-selling fiction romance-comedy novels. I googled for the reviews, turns out it is on the first list of Goodreads' Most Anticipated Romance Novels published in 2022. With all my impulsiveness, I purchased it through Amazon, regretting why I didn't buy it sooner as it was published. The 384  pages were winning my heart (I know it sounds so hyperbolic, but that's the truth). Nora Stephens and her sister, Libby, planned a vacation to Sunshine Falls, leaving the bustling city of New York for a month. It was obviously Libby's idea because she had her own reason to lure her Sissy (how Libby addressed Nora). Spoiler alert, it was ...

Someone I should cut ties with

Have you ever met someone who seemed perfect in every way? Indeed, Reia did. His name was Adrin, the guy she had met during a compulsory college project. Reia thought Adrin would be another random person passing by in her life as she didn’t fully commit to the project. In the very first meeting, she saw Adrin in his t-shirt and jeans, nothing attractive for Reia to put her eyes on him. She formally shook his hand, introducing herself professionally. “I hope we can get along well, Rei.” He said with a genuine grin on his face. Reia nodded her head as she smiled awkwardly, nothing came out of her lips. Reia and Adrin both had to engage the target audience as part of the project's requirements. That meant she'd be seeing Adrin frequently as they had to go back and forth to the same place. Reia witnessed firsthand that Adrin dedicated himself completely to the work at hand. He spared no effort in ensuring that his tasks were finished perfectly. They had become quite close since the...

How have you been?

It's been an age since the last time I saw you. I'm still recalling how the scene happened in Estuary, down to the smallest movements I made at the moment. I was sorry, but no longer in my lexicon as I realized I didn't do anything wrong. We weren't in a relationship, so I had the option of going out with anybody I wanted. That night in your car, I could see anger in your eyes, you were outraged at what I had done. Your words didn't seem to make any sense, hurting every inch of me. You had already planned a three-day escape in Jogja, but I ruined it, of course. It was when you texted me to say that you'd be flying back to Singapore the next day after the fight. It's over now. I had no clue that you'd change to a totally different person, never be the same as the person you were the first time I met you. You uploaded some Instagram stories doing things that were impossible for the old you to do. I used to blame myself for what you had done. But, the deci...

I know it won't last forever

Hamparan kebun teh nan luas menyiratkan kesejukannya hingga memenuhi rongga paru-paru Zahira. Pelariannya kali ini cukup menyenangkan, meninggalkan semua tanggung jawabnya, dan hanya untuk bersenang-senang di pinggir kota. Tentunya, ada seseorang yang menjadi pelopor perjalanan ini, Lukas, sesosok laki-laki yang sedang sangat dekat dengan Zahira. Selagi Zahira mengambil potret lukisan hijau alami itu, diam-diam Lukas mengamatinya dari kejauhan. Ia melambaikan tangannya dan meminta Zahira untuk memasukkannya ke dalam potret yang tengah diambil. Lantas, Zahira menggeser bidikannya agar mengenai Lukas yang kini tengah membuat tanda peace dengan jari-jari tangannya seraya mengangkat kedua sudut bibirnya. “Lucu banget deh ini fotonya,” ujar Zahira sambil menunjukkan salah satu polaroid yang baru saja diambil. Foto itu memperlihatkan hamparan luas kebun teh dan Lukas yang terlihat sangat kecil. Lukas menggerutu, “Akunya nggak keliatan gitu.” Zahira terkekeh mendengarnya, lalu ia menjawab, “...

A radiant twilight that reminds me of you

Langit sore, dia seakan ikut tersenyum padaku. Memberiku sebersit kerinduan pada seseorang yang telah lama tak kutemui. Cyra, nama gadis bermata hazel itu, seseorang yang pernah menjadi sahabatku selama tiga minggu pada musim panas tahun lalu. Aku tengah mengangkat satu buah kelapa menuju tempat ibuku berjualan ketika sebuah sekoci mendekati bibir pantai. Sekoci putih itu membawa enam orang penumpang dan salah satunya adalah seorang gadis yang seumuran denganku. “Ma, bolehkan aku mendapatkan kelapa?” tanyanya seketika ia memijakkan kakinya di pulau kami. Dari sekian banyak penjual kelapa, Tuhan sudah menakdirkan kami untuk bertemu. Ia dan keluarganya memilih kelapa yang dijual ibuku dari banyaknya penjual lainnya yang sudah berjajar. Aku membawa sebuah kelapa yang sudah dibuka, mengekor di belakang ibuku yang membawa tiga buah kelapa lainnya di nampannya. Gadis dengan rambut yang diterpa angin pantai itu menyambut kelapa yang kubawa seraya berterima kasih. “Aku Cyra, apakah kita bisa b...

A playlist we used to listen

“Can I be close to you? Ooh… Ooh…” Adrin menyanyikan penutup lagu itu secara berulang-ulang seraya mengendalikan mobilnya untuk terus berjalan di lajur yang tepat. Di sampingnya, seorang gadis berambut sebahu tengah memandangi ponselnya. Mengambil beberapa potret dirinya untuk arsipnya sendiri. Sesekali ia bergumam mengikuti alunan lagu yang tengah memenuhi seisi kendaraan itu. “Pakai kerudung, Rei, bentar lagi kita turun, loh,” pinta Adrin yang sesekali mencuri pandang ke arah Reia, gadis yang duduk di kursi penumpangnya. “Iya, iya,” dengan sedikit mengerucutkan bibirnya, Reia meraih kain pasminanya. Ia segera menutupkannya pada rambutnya dengan bantuan sebuah jarum kecil. Lantunan sebuah lagu tema sebuah film kesukaan Reia terputar di sela-sela ia membenarkan posisi kerudungnya. Gadis itu menarik kedua sudut bibirnya ketika sang penyanyi menyanyikan nada tingginya. Masih berkutat dengan model kerudungnya, Reia berujar, “Jadi pengen nonton A Star is Born lagi deh, Drin.” “Dulu nontonn...

A conversation about insecurity

“Have you ever felt insecure while scrolling down linked in or swiping right instagram stories or any other social media?”  tanyanya waktu itu. Of course.  But I hesitated to admit, instead, I said, “Em… siapa sih yang engga pernah insecure kalau liat sosmed?” “Right, insecure normal kok, ngerasa iri sama pencapaian orang lain juga normal. Mikir ‘kenapa ya kok dia bisa sesukses itu padahal kayaknya aku lebih pinter daripada dia’ itu juga normal thing. Apalagi sekarang media sosial lagi gencar banget, when you don’t have anything to be share and to flex, pasti langsung insecure.” “Manusiawi, kan?” sergahku. “Yup. Manusiawi banget. Karena di dunia ini, kita sama-sama lagi berjalan. But, kita jalan di jalan kita masing-masing, jadi kesuksesan orang lain mungkin memang bukan jalan kita, right?” “Iya emang, but sometimes kesuksesan orang lain itu pressure aja buat aku. Ngerasa ga sih, kayak mikir ‘gamau tau pokoknya nanti aku harus lebih sukses dari dia’ padahal ya sebenernya apa y...